JANGAN TAKUT GAGAL DI SAAT MASIH MUDA.


Anak-anak Indonesia diharapkan terus berusaha dan tidak takut gagal. Kegagalan di masa kanak-kanak merupakan suatu hal yang lumrah.

Raut wajah enam wartawan cilik Media Indonesia serius dan menatap Yohana Yembise, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Dengan terus terang, Yohana mengaku pernah mengalami kegagalan di saat kelas IV SD.

Saat itu, dia tidak naik kelas.Penyebabnya, saat kecil, perempuan Papua pertama yang meraih gelar profesor itu bandel dan suka bermain.Lantaran tidak naik kelas, orangtua Yohana marah luar biasa. “Jadi di usia kalian saya juga pernah mengalami kegagalan,“ sebut Yohana, menjawab pertanyaan Adinda Sabrina Budiawan, dari SDN Kencana 3, salah seorang reporter cilik Media Indonesia, di kantornya, kemarin.

Namun, kegagalan itu tidak membuat dirinya terpuruk. Sejak itu, Yohana mengaku semakin rajin belajar.Kegagalan di saat SD dijadikan sebagai cambuk. Kerja keras Yohana berbuah manis. Saat SMA, Yohana terpilih mengikuti program pertukaran belajar ke Kanada.

Setelah lulus SMA, dia berhasil masuk FKIP Universitas Cendrawasih, Papua. Bahkan, wanita kelahiran Manokwari, 57 tahun lalu itu melanjutkan pendidikan ke sejumlah universitas di luar negeri, hingga meraih gelar profesor.

Ia pun meminta anak-anak Indonesia untuk terus berusaha dan tidak takut gagal. Kegagalan di masa kanak-kanak merupakan suatu hal yang lumrah dan belum tentu bakal menghambat kesuksesan di saat dewasa kelak.

“Waktu SD, saya tidak pernah membayangkan akan menjadi menteri.

Namun, kalau kita terus berusaha, saya yakin kelak kalian bisa berhasil seperti saya,” tutup dia.

Dalam kesempatan terpisah, para reporter cilik mendapat kesempatan mewawancarai Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly.

Mereka pun bangga dan terpacu setelah mendengarkan perjuangan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia yang sempat menjadi loper koran di Amerika Serikat untuk membiayai sekolah S-3.

“Apakah Bapak pernah gagal dan sedih?” tanya Patricia yang duduk di sebelah kanan Yasonna. Yasonna pun terlihat kaget dan sempat tertawa mendengar pertanyaan siswa SD berkemeja putih dan rok merah serta mengenakan rompi biru bertuliskan Media Indonesia itu.

“Hahaha, well, well, saya pernah gagal, dan saya juga pernah menjadi loper koran selama 3 bulan di Amerika,” ujar Yasonna. (Tlc/Cah/P-4) MI
Share this article :

Klik Gambar dibawah ini untuk melihat Berita lainnya