HIDUP TANPA BUDAYA, BAGAIKAN SAYUR TANPA GARAM


Kesenian tradisional sangat lekat dengan kehidupan masyarakat dan menjadi khasanah budaya dalam membangun karakter masyarakat. Egaliter, gotong-royong, kebersamaan dan jiwa juang adalah menjadi bagian tak terpisahkan lahirnya karya seni.

Sebuah pertunjukan kesenian akan menjelma menjadi pusat keramaian, namun seiring berputarnya waktu, kemajuan teknologi kian pesat, ahirnya kesenian tradisional tersisihkan. 

Hiburan yang bersifat modern seperti film, musik yang sebagian besar ditayangkan televisi menjadi tontonan tiap hari membuat kesenian tradisional menjadi hal yang asing bagi masyarakat terlebih generasi mudanya. 

Keterbatasan dana kelompok kesenian, minimnya regenerasi dan semakin tidak diminati oleh penikmatnya  maka  kesenian tradisonal pun menjadi jarang ditampilkan, dan akhirnya dilupakan. 

Hanya beberapa kelompok yang mampu bertahan dengan kondisi sekarat. Sangat memperihatinkan memang dan dampaknya generasi muda saat ini menjadi tipis jiwa gotongroyong, etika, kebersamaan, kreativitas dan lainnya.

Melihat kondisi tersebut, menjadi tanggung jawab Pemda untuk bisa membangkitkan serta menghidupkan kembali kesenian tradisional  yang hampir punah, agar generasi muda tidak menjadi asing dengan seni budayanya sendiri, maka perlu ada program yang harus didukung oleh semua pihak.

Ahir-ahir ini  banyak sosok dari daerah terbius menjadi suport aktris dari daerahnya dan bangga berada ditengah-tengah  gemerlapnya tayangan televisi dalam menjaring calon mega bintang  yang hanya meraup keuntungan dukungan sms dari masyarakat, memang tidak aturan yang melarang tetapi jika saja anda mampu merubah porsi acara itu lebih banyak tayangan kesenian tradisonalnya, maka sesungguhnya andalah yang akan jadi bintang.

Penulis : abunawarbima@gmail.com
Share this article :

Klik Gambar dibawah ini untuk melihat Berita lainnya