BELAJAR TANGGUNG JAWAB SEPERTI LEBAH


Kotak berwarna-war ni berderet rapi terlihat saat memasuki gerba ng Taman Wisata Lebah, Cibubur. Lubang di salah satu kotak itu pun selalu dimasuki ribuan lebah. Ternyata kotak-kotak itu merupakan rumah para lebah untuk membuat madu.

Namun, jika kita ingin mendekat dan melihatnya, jangan sendirian ya! Kita harus dipandu oleh pengelolanya, seperti yang dilakukan 24 orang anak berusia 4-10 tahun, ketika berpetualang di Taman Wisata Lebah, Sabtu (21/11), yang diselenggarakan oleh Eco Family, PT Ekalavya.

Tak hanya itu, mereka pun mendapatkan ilmu dan pengalaman tak terlupakan berkenalan dengan hewan penghasil madu itu. Seru kan?

Pakai topi dan masker 

Sebelum berkenalan dengan lebah si penghasil madu, kita wajib memakai peralatan yang disiapkan khusus, yaitu masker yang terbuat dari jaring dan ujungnya disematkan pada topi. Tahukah Sobat, mengapa dua benda itu sangat penting dipakai?

Ya, topi dan masker itu berguna melindungi wajah kita dari sengatan langsung lebah. Menurut Pak Rohman, Staf Taman Wisata Lebah, wajah merupakan bagian paling vital.

“Kulit yang terkena sengatan lebah akan berubah dalam 15 menit, misalanya hidung yang terkena sengatan akan berubah lebih mancung dan membengkak dalam 15 menit.jadi kita wajib pakai ini,“ kata Pak Rohman yang membagikan topi dan masker kepada anak-anak.

Jangan ganggu 

“Berdiri berjajar digaris merah kuning ya, tidak boleh berada di tengah barisan kotak rumah lebah,“ kata Pak Ade, Instruktur Diklat Taman Wisata Lebah. Pak Ade punya alasannya nih, kotak rumah lebah itu memang mempunyai lubang sebagai pintu masuk si lebah.

Lantai yang dicat garis merah kuning itu berada di belakang lubang deretan kotak lebah. Jadi ketika kita berada di depan lubang, ten tunya akan bertabrakan dengan lebah yang akan pulang ke rumahnya.

Pak Ade dan Pak Rohman pun membuka rumah lebah, ia me nyemprot rumahnya dengan air. “Ini agar mereka tak agresif. Sama seperti kita, lebah juga galak jika rumahnya di ganggu,“ kata Pak Ade. 

Bahkan, Pak Ade mengungkapkan, jika lebah salah masuk rumah lebah lain, lebah tersebut akan bertengkar dan dibunuh lo. Wah, seram ya? 

Makanya jika kalian berada di depan lebah dan lebah tersebut hinggap di kulit kita, jangan disentuh ya, diamkan saja, jangan pula buat gerakan refleks dengan cepat.

“Jika kalian tidak mengganggu para lebah, mereka pun tak akan mengganggu kalian,“ kata Pak Ade. 

Satu lagi nih Sobat, jika kalian datang ke sana, pastikan jangan memakai parfum atau pengharum badan yang berlebihan ya, karena lebah akan tertarik dengan wangi-wangian.

Rumah lebah Setelah disemprot air, Pak Ade mengeluarkan sisiran yang terbuat dari kayu. Sisiran ini merupakan tempat lebah menyimpan madunya. 

Ada sekitar 5 sampai 7 sisiran dengan lilin rongga segi enamnya. Jika permukaan atas lilin itu telah tertutup, itu tandanya madu siap untuk dipanen.

Pak Ade mengeluarkan satu per satu sisir sambil memperlihatkan kehidupan lebah di dalamnya. Tahukah Sobat, ada 3 jenis lebah dalam satu keluarga di setiap rumahnya.

Keluarga yang lebih dikenal dengan sebuatan koloni itu memang terdiri dari lebah pekerja, lebah jantan, dan lebah ratu. Mereka pun memiliki tugas yang berbeda-beda.

Lebah pekerja yang mempunyai anggota lebih banyak bertugas menghasilkan sarang, madu, dan merawat lebah ratu. Mereka bisa mencari madu hingga radius 2 km dari rumah. 

Berbeda dengan lebah pekerja, lebah jantan malah bertugas makan dan membersihkan sarang, sedangkan lebah ratu bertugas bertelur setiap hari. 

“Lebah ratu setiap hari selalu bertelur. Ia bisa menghasilkan seribu hingga 1.500 ribu telur lo,“ kata Pak Rahman. Wah, banyak ya?

Gim seru 

Setelah berkenalan dengan 3 jenis lebah yang hidup dengan semangat bekerja dan mempunyai tanggung jawab pada tugas masing-masing, mereka melanjutkan kunjungan dengan gim seru bertema tanggung jawab. 

“Gim ini berguna menumbuhkan rasa tanggung jawab seperti kehidupan lebah yang mempunyai tugas dan tanggung jawab masing-masing,“ kata Widiana Satya, Konsultan Parenting PT Ekalavya.

Dibagi dengan beberapa kelompok tim, anak-anak itu bermain di alam, mereka harus menyelesaikan semua misi di setiap pos, seperti memindahkan gelas berisi air menggunakan sapu tangan tanpa disentuh tangan, ada pula im yang harus mengumpulkan madu dari tangan anggota tim secara bergantian. 

“Setiap kali berhasil menyelesaikan misi, mereka akan mendapatkan hadiah berupa pot, tanah, hingga bibit tanaman,“ kata Wina Suntiowangi, Direktur PT Ekalavya.

Hadiah yang didapatkan setiap pos itu akan diberikan kepada orangtua untuk bersama-sama merawat agar tanaman itu bisa tumbuh. Itu juga bentuk tanggung jawab kita kepada tanaman lo.

Kegiatan di alam memang menyimpan banyak sekali ilmu dan pengetahuan. Pelajaran kecil pun bisa di dapat dari mana saja, seperti lebah yang mengajarkan cara bertanggung jawab. Yuk, ikuti cara bertanggung jawab ala lebah! 

(Suryani Wandari/M-1)
Share this article :

Klik Gambar dibawah ini untuk melihat Berita lainnya