Ramadhan, 27, tertawa-tawa melihat gawainya. Sesekali air matanya mengalir. Itu bukan karena ia sedih, melainkan menahan geli.
Ia memperlihatkan meme bergambar seorang polwan dengan mimik khas. Di bawah gambar itu tertera 'Buka kaleng Oreo, ternyata isinya rengginang. Di situ kadang saya merasa sedih'.
Istilah meme awalnya lahir dari ilmuwan Inggris Richard Dawkins pada 1976. Ia mencomotnya dari bahasa Yunani kuno mimeme (tiruan). Namun, di era internet, pengertian meme berubah menjadi gambar karakter yang bertujuan humor.
Selain polwan asal Bandung tersebut, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana atau Haji Lulung juga belakangan banyak dijadikan meme. Namun, banyak pula meme yang menggunakan tokoh khayalan.
Meme berkembang di Tanah Air mulai 2011 dan kini sudah ada beberapa situs yang khusus menampung kreativitas meme. Sebut saja Meme Comic Indonesia (MCI), 1Cak, na9a, 9uyon, dan Dagelan.
"Setiap hari ada sekitar 2.000 - 2.500 meme yang diunggah anggota," kata pendiri situs 1Cak.com Aji Ramadhan. Jumlah anggota situs itu mencapai 400 ribu orang. MCI bahkan memiliki anggota hingga 1,8 juta orang.
Pengamat media sosial Farid Subkhan, menilai fenomena tersebut merupakan gambaran peradaban baru di Indonesia akibat modernisasi.
Namun, yang jadi pertanyaan ialah akankah meme bisa mendorong perubahan perilaku masyarakat ke arah positif atau sekadar guyonan belaka?
Sumber : Media Indonesia.