BELAJAR ANTI KORUPSI DI FESTIVAL ANAK JUJUR
Menemukan potongan gambar di kolam pasir, menyusun puzzle, hingga menaiki Gunung Semeru mini menjadi kegiatan seru anak-anak PAUD, TK, hingga SD di Ecovention, Ancol, Jakarta. Mereka mengeksplorasi aneka kegiatan dalam Festival Anak Jujur yang diselenggarakan pada 31 Agustus dan 1 September 2016 oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Sambil seru-seruan bermain, ternyata mereka tengah menjalani sistem pendidikan antikorupsi, sosialisasi tentang bentuk-bentuk korupsi, maupun cara pencegahan tindak pidana korupsi.
"Antikorupsi sudah semestinya bukan hanya slogan semata. Nilai itu harus muncul dari jiwa yang memahami dan mempraktikkan perilaku antikorupsi dan harus dipupuk semenjak dini," kata Ketua KPK, Pak Agus Rahardjo, saat membuka acara itu.
Menghambat pembangunan
Ya, pemberantasan korupsi masih merupakan persoalan serius bangsa ini karena aksi pelanggaran hukum itu menghambat efektivitas mobilisasi dan alokasi sumber daya pembangunan bagi pengentasan kemiskinan, kesejahteraan sosial, dan pembangunan.
Pertama kali diadakan, Festival Anak Jujur mengangkat nilai-nilai karakter baik, yakni jujur. Sifat jujur diyakini efektif mencegah perilaku korupsi. "Jujur ialah sikap utama yang kita kenalkan kepada anak-anak. Jujur mencegah adanya korupsi dan kami menanamkannya lewat pembelajaran yang menyenangkan," kata Ibu Dotty Rahmatiasih dari Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK.
Tiga zona
KPK percaya menumbuhkan karakter antikorupsi yang berintegritas kepada anak bisa dilakukan dengan cara mudah, murah, dan menyenangkan seperti beragam kegiatan hari itu. "Festival Anak Jujur merupakan event pembelajaran dengan mengangkat 3 besaran model yang dibedakan menjadi 3 zona. Ada zona literasi, bermain, serta seni musik dan budaya," kata Ibu Dotty.
Anak-anak pun mencoba langsung pembelajaran dari tiga model tersebut. Mereka belajar tentang konsep kejujuran bukan hanya definisi atau teori, melainkan juga contoh-contoh nyata dari arti kejujuran nih.
Jadi penyidik cilik
Di Zona Bermain, mereka ditantang untuk menemukan dan memanfaatkan apa yang dilihat, dipegang, dan yang dirasakan melalui permainan seru. Ada permainan menyusun puzzle, mencari huruf yang hilang di kolam kata, memasukkan bola pada labirin goyang, hingga jadi penyidik cilik. Sang penyidik ini mencari potongan gambar pada kolam pasir dan harus menyusun potongan gambar itu menjadi gambar yang utuh. Seru kan sobat?
Kejujuran yang diajarkan akan diaplikasikan melalui perkataan dan perbuatan. Misalnya nih, kita dituntut untuk adil dengan sesama, bertanggung jawab, mandiri, disiplin, kerja keras, berani untuk dapat tampil, mengambil keputusan, serta peduli terhadap orang lain.
Jujur sejak kecil
Berbeda lagi Zona Literasi, mereka bisa membaca buku fiksi maupun nonfiksi, menulis hingga menyimak dongeng. "Di Zona Literasi ini, ada pojok cerita, gambar dan kriya," kata Bu Dotty.
Pada Zona Seni dan Budaya, anak-anak dapat menonton film animasi seru dengan tema kejujuran. Mereka pun dapat masuk ke booth rekam-rekam. Anak akan merekam lagu, seni, dan budaya. Anak diberi kesempatan untuk dapat mengekspresikan diri melalui lagu.
Yuk jujur dari sekarang ya, Sobat Medi, agar Indonesia bebas korupsi! (Suryani Wandari/M-1)
Sumber : Media Indonesia
Label:
Motivasi,
Pendidikan