DARI KERTAS MEMBAWA BERKAH


Levia Indaka dapat meraih keuntungan Rp50juta perbulan dari kreasi scrapbook. Dari semula produksi di kamar sendiri, jualan mandiri, kini ia punya tim, kantor, dan tempat produksi.

Gimana ceritanya kamu mulai berbisnis?
Dari kecil emang senang jualan. Jadi usaha yang saya jalankan tidak lepas dari kegagalan usaha-usaha sebelumnya. Hingga suatu ketika, saat SMA, enggak punya uang buat ngado temen, akhirnya tercetuslah ide kreatif buat sendiri. Saya kumpulin foto-foto jaman dulu terus hias-hias saja, belajarnya otodidak. Ternyata banyak yang suka hasil karya scrapbook atau album hias pertama saya ini. Muncul ide juga kenapa nggak coba jual saja daring. Dari sini akhir­nya banyak belajar ke teman-teman yang sudah sukses membangun bisnis daring, ikut seminar, baca buku bisnis dan gabung komunitas. Dan berdirilah Indaka Scrapbook pada April 2015.

Tantangan yang kamu hadapi saat merintis dan membesarkan bisnis ini?
Pertama enggak didukung sama orangtua, mereka ingin aku sekolah, cari kerja, jadi karyawan bank, punya uang. Menurut mereka, jadi pengusaha itu susah, banyak rugi dan besar risikonya. Tapi, saya buka pola pikir mereka, saya kasih edukasi tentang bisnis. Saya itu orangnya ngeyel, kalau mimpi sesuatu, nggak akan bisa tidur sampai impian terwujud. Jadi, seiring berjalannya waktu, orang tua mulai sadar passion tiap anak-anaknya berbeda. Orangtua tidak butuh kata-kata, mereka butuh pembuktian dan alhamdulillah sekarang ful dukung saya. 


Selain itu, aku juga sempat ditipu karyawan sendiri, dia mencuri bahan dan membuat usaha yang sama. Pernah juga diremehkan dan dijauhi teman, mereka bilang, ginian aja dijual buat apa, buat sampah kali. Terus, kalau bisnis tanpa rugi, rasanya bukan bisnis, kalau kita sudah punya mental pebisnis, kalau rugi ya bangkit lagi, evaluasi apa yang kurang setiap bulannya dan tentukan target setiap bulan.

Kamu yakin dengan masa depan bisnis ini?
Peluangnya cukup besar, pasarnya juga luas, saya suka plus passion saya di dunia paper craft.

Promosi yang kamu lakukan?
Word of mouth, Instagram marketing, membangun kepercayaan dan kepuasan kustomer tentang produk dan merek kami. Semboyan kami, scrapbook bisa mengabadikan momen berharga setiap orang dan bisa disimpan lama, sekitar 5-10 tahun.

Berapa modal dan omzet kamu?
Dengan modal awal Rp150 ribu, kini saya mendapat omzet Rp50 juta per bulan.

Apa yang membuat usaha kamu istimewa dengan usaha scrapbook lainnya?
Desain kami berbeda dan eksklusif, 1 kustomer 1 desain. Kami juga berupaya menjaga kualitas, menggunakan bahan yang ecofriendly atau ramah lingkungan, seperti kertas, manik-manik, lem. Kami mengurangi penggunaan plastik.

Di Youtube kamu bercerita tentang kegiatan Indaka Scrapbook, bagaimana mekanismenya?
Saya punya tujuan dalam bisnis, tidak hanya untuk internal perusahaan, tapi ingin orang-orang sekitar yang kurang mampu atau memiliki keterbatasan, juga bisa berkembang dan punya kreativitas. Saat ini kami punya binaan, ada lima ibu, SLB dan panti asuhan. Saat berinteraksi dengan anak-anak istimewa itu, rasanya harus bersyukur banget, berbagi dan mendukung mereka. Itulah misi saya, mengembangkan kreativitas, membuat kehidupan mereka lebih baik, dan menumbuhkan jiwa wirausaha bagi mereka yang kurang beruntung. Kami latih sampai bisa, sehingga sebagian order kami limpahkan, dengan wadah sama. Jadi ada bagi hasil dalam pengerjaan.

Berapa orang anggota tim yang mengoperasikan bisnis ini?
Sekarang ada 7 orang pegawai yaitu 1 admin, 1 desain, dan 5 tim produksi. Mereka semuanya pegawai full time.

Bagaimana prosedur pemesanan scrapbook Indaka?
Pertama, konsumen bisa langsung memesan via Whatssap ataupun Line Indaka Scrapbook yang sudah disediakan. Kedua, isi formulir order, lalu transfer sejumlah harga yang sudah diorder. Ketiga, kirim foto dan tema desain yang diinginkan. Keempat, pesanan akan diproses dan didesain semenarik mungkin. Untuk pembuatannya, diberi jangka waktu 5-10 hari, tapi apabila kustomer ingin pengerjaan yang lebih cepat, mereka bisa menambah biaya sebesar Rp30 ribu dan pesanan akan selesai dalam 3 hari. Kelima, hasil desain akan difoto dan ditunjukkan ke kustomer sebelum dikirim, kustomer bisa melakukan revisi desain, maksimal 2 kali. Keenam, apabila kustomer sudah setuju, barang segera dikirim.

Bahan baku yang kamu gunakan?
Berbagai jenis kertas, bisa kertas HVS, kertas pattern, kertas warna, dan kertas bekas majalah. Selain itu, untuk mempercantik, diberi manik-manik seperti kancing baju, mutiara kecil-kecil, dan bunga-bunga. Untuk bingkai foto, kita bekerja sama dengan pengrajin kayu di Malang, Jawa Timur. Jadi sudah dipastikan bagus kualitasnya

Bagaimana cara kamu bagi waktu kuliah dan bisnis?
Ada prioritas dalam hidup yang selalu dikorbankan, saya punya mimpi besar untuk membantu orang-orang agar punya kehidupan yang lebih baik. Tentunya saya setiap malam buat jadwal apa yang harus saya lakukan dari bangun sampai kembali tidur, itu saya lakukan rutin agar jadwal saya tidak kacau dan bisa konsisten.

Pengalaman paling berkesan dalam menjalani bisnis?
Saya harus kirim ke kurir, saat itu malam hari, macet banget. Saya naik motor. Karena saya telat satu menit, ditinggal sama kurir sehingga saya nangis dan bingung ngomong ke pihak kustomernya gimana. Akhir­nya karena kurir ekspedisinya ka­sih­an, barang saya dikirim sendiri oleh si karyawan tersebut. Dari sini belajar banyak bahwa waktu itu penting banget, telat 1 menit pun bisa mengubah hidup seseorang.

Agenda kamu ke depan?
Terus mengembangkan kreativitas orang-orang yang kurang mampu dan memiliki keterbatasan, dan menjadikan produk kami go global.

Bagaimana kiat kamu agar bisnis ini nggak berhenti di tengah jalan, tetap berkesinambungan?
Yang paling penting, mental. Orang kalau mau buka usaha yang penting mentalnya dulu, mental rugi, mental bangkrut, mental ditipu, mental mengalami banyak masalah. Pada dasarnya kalau kita pebis­nis, setiap hari pasti ada masalah, tinggal bagaimana kita mengha­dapinya. Kedua fokus, karena memang passion saya disini, saya lebih memilih fokus mengembangkan bisnis saya. Ketiga, impian yang besar, ini sangat penting, untuk apa saya berjuang, untuk siapa saya berjuang dan alasan saya berjuang. (M-1)

Penulis: Syifa Amelia Jurusan Jurnalistik Politenik Negeri Jakarta
Sumber: Media Indonesia
Share this article :

Klik Gambar dibawah ini untuk melihat Berita lainnya