SWISS BANTU RP110 MILIAR KEMBANGKAN PENDIDIKAN VOKASI
Upaya delegasi Indonesia untuk all out pada perhelatan tahunan World Economic Forum (WEF) 2018 di Davos, Swiss, dalam menarik investor asing mulai membuahkan hasil.
Pemerintah Swiss yang diwakili Menteri Ekonomi, Pendidikan, dan Riset Swiss Johann N Schneider-Ammann melakukan pertemuan dengan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di sela kegiatan WEF 2018.
Swiss tertarik mengembangkan pendidikan vokasi di Indonesia. Ini sesuai harapan Airlangga sebelumnya di WEF 2018 bahwa pemerintah menjanjikan insentif fiskal kepada investor asing yang mengembangkan pendidikan, termasuk vokasi berupa tax allowance hingga 200%.
Dari hasil pertemuan itu, pemerintah Swiss bekerja sama dengan Indonesia dalam pengembangan sistem politeknik dan akademi komunitas melalui program the skills for competitiveness (S4C) project dengan memberikan bantuan senilai Rp110 miliar.
"Bantuan ini dalam bentuk fisik dan pelatihan kepada empat sekolah vokasi milik Kemenperin (Kementerian Perindustrian) dan satu sekolah milik Kemenristek Dikti (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi). Kerja sama ini sebagai upaya meningkatkan kompetensi sumber daya manusia sesuai kebutuhan dunia industri," ujar Airlangga saat pertemuan dengan Johann N Schneider-Ammann di WEF 2018, di Davos, melalui keterangan resminya, kemarin.
Keempat sekolah vokasi Kemenperin yang menerima bantuan itu, yakni Politeknik Baja Batulicin, Kalimantan Selatan, Politeknik Logam Morowali, Sulawesi Tengah, Politeknik Kayu dan Pengolahan Kayu Kendal, Jawa Tengah, serta Akademi Komunitas Industri Logam Bantaeng, Sulawesi Selatan, sedangkan satu sekolah milik Kemenristekdikti ialah Politeknik Pemrosesan Ikan Jember, Jawa Timur.
Menurut Airlangga, kerja sama yang akan berlangsung empat tahun itu juga akan meliputi beberapa aktivitas, seperti manajemen, kuliah dan pelatihan, penambahan kurikulum, serta penyiapan jejaring dan dukungan teknis dalam pengembangan sistem pendidikan vokasi.
Menteri Schneider-Ammann menambahkan kerja sama itu merupakan dasar hukum pelaksanaan program vokasional baru S4C project di Indonesia. "Program ini akan diimplementasikan oleh Swisscontact dengan SITECO dan Fachhochschule Biel. Fase pertama dimulai pada 1 Februari 2018," ujarnya.
Ia melanjutkan, dalam meningkatkan kualitas sistem pendidikan vokasi di Indonesia, penguatan SDM amat penting. "Jika mampu membangun SDM secara kompeten, perusahaan akan lebih kompetitif, pasar lebih luas, lapangan kerja lebih banyak, dan terpenting bisa meningkatkan kesejahteraan."(Nyu/E-3)
Sumber: Media Indonesia
Label:
Ekonomi,
Pendidikan,
Vokasi