PAJUMONCA SIAP MERIAHKAN FESTIVAL RIMPU BIMA-DOMPU 2018


Pajumonca adalah sebuah band yang dibentuk di Jokjakarta pada 20 November 2010, Band ini berawal dari sebuah Komunitas sanggar seni yang sering melakukan pentas seni budaya, hingga terbentuklah sebuah band yang mengusung musik tradisional. Seiring dengan perkembangannya, Pajumonca bermetamorfosis dengan sentuhan musik diatonic yang meramu musik tradisional dengan musik modern, kreasi dan inovasi terus dikembangkan, menjadikan Pajumonca terus eksis sebagai band ethnikc progressive yang tetap mengedepankan sentuhan musik tradisional.

Pajumonca Band, selalu membawakan Lagu-lagu ciptaan sendiri dengan berbagai konsep dan tema atau dari beragam realita yang terjadi ditengah masyarakat di ilustrasikan dalam musik. Lirik lagu, selain bahasa Indonesia, juga menggunakan berbagai bahasa daerah, maka tidaklah heran, Band yang digawangi Aan Moema (Vocal, Gitar, Serunai) Anange (Bass) Irfan (Gitar dan Backing Vocal) Urino Zateza (Gendang , Rebana, Kentingan) Agil (Drum, Perkusi). telah melanglang buana di seluruh pelosok negeri.

Gitaris Aan Moema (35) asal Bima mengatakan, Suatu kehormatan Pajumonca diijinkan untuk tampil pada acara Festival Rimpu Bima-Dompu, pada 15 Juli 2018 mendatang. Kami tidak ingin menyia-nyiakan momentum yang bersejarah ini, karena semua tercapai dari jalinan silaturahim yang amat kuat dan semangat kebersamaan masyarakat Bima dan Dompu yang ingin menunjukan eksistensi budaya leluhur (Rimpu) di Ibu Kota Metropolitan Jakarta. "Peristiwa yang fenomenal karena melibatkan masyarakat dari Dua Kabupaten dan Satu Kota Bima ( Bima & Dompu ) dari provinsi Nusa Tenggara Barat, Sangat fenomenal , karena ini baru pertama kali terjadi di Indonesia" tegasnya.

Rimpu merupakan bagian dari budaya unik dengan memakai kain tenunan khas (Tembe Nggoli), kain terserbut dilingkarkan pada kepala hingga yang terlihat hanya wajah saja.Terlihat memang agak rumit memakainya, tapi sesungguhnya lebih simpel dan cepat setelah terbiasa. Budaya rimpu mirip dengan cara berbusana perempuan Arab yang lebih dikenal dengan busana Cadar, atau busana Jilbab. Adapun cara memakai rimpu, seperti diperagakan Artis sinetron Artta Ivano di link ini > https://youtu.be/QHkBSiBZIWI

Budaya rimpu mulai dikenal sejak masuknya Islam di Bima - Dompu yang dibawa oleh tokoh-tokoh agama Islam dari tanah Gowa Makassar. Meskipun di masyarakat Gowa sendiri tidak mengenal budaya rimpu. Jadi rimpu, merupakan salah satu hasil karya dan kearifan lokal budaya perempuan Bima - Dompu yang menjunjung tinggi ajaran Islam bahwa kaum perempuan yang sudah aqil balik diharuskan menutup aurat dihadapan yang bukan muhrimnya, maka jadilah rimpu sebagai busana penutup aurat.

Menutup perbincangan, Aan Moema mengatakan, Melalui musik Pajumonca ingin berbagi kebahagiaan, cerita dan pengalaman. Melalui budaya kita bersatu dengan beraneka ragam suku, adat istiadat, budayalah yang mempersatukan kita semua. Ayoo, maysarakat Bima Dompu, "Kita tunjukan pada dunia bahwa Rimpu adalah kearifan budaya leluhur kita yang patut kita junjung tinggi, dijaga dan dilestarikan, Kalau bukan kita siapa lagi?" pungkasnya (AB)
abunawarbima@gmail.com


Share this article :

Klik Gambar dibawah ini untuk melihat Berita lainnya