GRRRAAAHHH! AWAS, JAKARTA TENGGLEAM.




Pasar Santa, Jakarta Selatan, bukan cuma tempat asyik buat kongko, membicarakan aneka dampak perubahan iklim juga seru dilakukan di sana.

GRRRAAAHHH! Perubahan di Tangan Kita yang diinisiasi tiga kedutaan, yaitu Prancis, Inggris, dan Jerman, digelar pada Sabtu (10/10). Acara tersebut seru. Pasalnya, bukan cuma kabar buruk yang disosialisasikan. Berbagai program pun digelar, mulai kelas menulis opini, coffee cup ping, mengolah limbah, menyablon, memasak, hingga kampanye berjudul Utarakan Jakarta.

Di sela-sela coffee cupping, dijelaskan bagaimana kita seharusnya mampu membeli barang yang baik oleh World Wildlife Fund (WWF) Indonesia serta berbagai organisasi konservasi.

Dalam acara itu, hadir pula salah satu pemilik produk kopi Aceh Gayo organik, Muhammad Isa. “Konsumen harus mencari tahu asal usul produk yang dikonsumsi. Produk seharusnya jelas, menyatakan dari mana asalnya , “ kata Isa.

Sementara itu, di kelas me nyablon tas kain, anak-anak muda diajari mengurangi peng gunaan plastik. Totebag bisa digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk belanja, berkali-kali, tanpa harus meng ganti yang baru. Di sela berbagai aktivitas dan pemaparan, ada pula aksi panggung Stars and Rabbit serta Bangkutaman.

Utarakan Jakarta Tak hanya perubahan iklim, risiko Jakarta akan tenggelam juga dibicarakan. Targetnya, obrolan itu nantinya masuk da lam perbincangan keseharian.

Jakarta akan tenggelam, harusnya jadi perhatian khusus.

Tapi kok sepertinya hal itu enggak urgen di kalangan anak muda,“ ujar Ika Vantiani, Project Coordinator GRRRAAAHHH! Diskusi makin panas ketika Cynthia Boll, jurnalis foto asal Belanda, yang sudah menetap di Indonesia selama dua tahun, berkisah.

“Proyek kampanye Jakarta Tenggelam dimulai sejak 1 Okto ber 2015 lalu di media sosial dan akan berlangsung hingga Desember nanti, fokusnya di Jakarta Utara. Setiap harinya, kami menghadirkan cerita dari empat warga Jakarta, nelayan, penjual jamu, pemandu wisata kota tua, pelajar, dan dari kamu, yaitu siapa pun warga Jakarta,“ kata Boll.

Boll juga berjanji akan menghadirkan cerita dari ahli lingkungan. “Adanya perubahan iklim itu ya memperparah fakta bahwa Jakarta tenggelam. Bayangkan saja, permukaan laut naik 25 cm per tahun. Jadi, para warga harus meninggikan lantainya tiap tahun. Penyebabnya karena over populasi dan penyedotan air tanah yang berlebihan. Penggunaan air saja, di Jakarta, bisa mencapai 7-23 liter per hari per orang,“ ujar Boll.

Target kampanye Boll dan timnya ialah anak muda usia 18-30 tahun. “Karena sebenarnya mereka yang akan terdampak tenggelamnya Jakarta. Sayangnya, di Jakarta itu sepertinya kalau belum sial, enggak bakal tergerak. Harus sial dulu, baru penanganan. Padahal kan bisa diperbaiki keadaannya dari sekarang, dari diri sendiri dulu. Mulai kesadaran pemanfaatan air supaya enggak terbuang sia-sia,“ papar Ika.

Kendala utama, menurut Ika, ialah minimnya pengetahuan masyarakat. “Oleh karena itu, kami ingin berbagi cerita. Selain mendokumentasikan keseharian empat warga Jakarta dalam proyek kami, siapa pun bisa berbagi cerita tentang kebiasaan buruk dalam mengonsumsi air.Tujuannya supaya timbul kesadaran karena ini urgen sekali. Mereka bisa follow, like, dan bagi cerita di akun-akun media sosial kami, Utarakan Jakarta, kapanpun,“ ceritanya.Yuk ikutan!

HANI PNS Datang ke acara ini sama teman.

Perubahan iklim itu kan perubahan variabel-variabel kalimat ya. Penyebabnya ya sebenarnya aktivitas manusia, seperti alih fungsi lahan yang sekarang ini makin banyak untuk industri. Jakarta akan tenggelam kalau warganya tidak mau mengubah pola pikirnya. Harusnya pemerintah dan warga Jakarta bekerja sama. Kalau saya sendiri, dalam konsumsi air, sudah mulai ada perbaikan. Dulu mencuci setiap hari, tapi sekarang 3 hari dikumpulin baru nyuci, itu kan juga bisa menghemat air. Jumlah air memang banyak sih, tapi kan yang bersih dan bisa dimanfaatkan jadi lebih sedikit.

ANDRE Mahasiswa Jurnalistik UIN Jakarta

Perubahan iklim dampaknya bisa kita lihat, sampah di mana-mana. Terus ada juga kan kabut asap dan Jakarta yang nantinya bakal tenggelam. Kalau penyebab dari Jakarta yang nantinya bakal tenggelam sih, menurut gue, karena banyaknya gedung-gedung tinggi dan menyedot air tanah. Gue sendiri sebenarnya dalam memanfaatkan air kurang bijak, kalau nyuci gue banyak pakai air. Namun, seka rang sudah mulai sadar, harus bisa manfaatin air dengan benar. Sekarang sudah berasa kok, di kos, sekarang air yang ngalir kecil.

HANA Mahasiswi Jurnalistik UIN Jakarta

Tahu acara GRRRAAAHHH! ini dari Instagram Stars and Rabbit. Gue enggak terlalu tahu dan mengikuti isu Jakarta tenggelam. Cuma sempat beberapa kali baca di berita online. Gue sendiri masih boros dalam memanfaatkan air, yang harusnya satu gayung, gue bisa pakai dua gayung. Gue tinggal di Tangerang dan di tempat yang berlimpah sumber airnya.

Terkadang, itu juga yang jadi faktor kita membiarkan air terbuang secara cuma-cuma. (M-1)
Share this article :

Klik Gambar dibawah ini untuk melihat Berita lainnya