BELAJAR JADI PETANI KOTA YUK


Tahukah Sobat Medi, pada 2050 mendatang, jumlah manusia di bumi akan mencapai 9 miliar orang? Bisa dibayangkan, akan semakin banyak manusia yang membutuhkan makanan. Padahal, lahan yang tersedia untuk menanam bahan makanan semakin sedikit. Wah gimana dong? 

Kita sering berpikir bahwa bercocok tanam ialah pekerjaan petani di desa saja. Bahan makanan seperti sayur dan buah-buahan bisa dengan mudah kita beli di pasar atau supermarket. Padahal, beberapa jenis sayur dan buah bisa lo kita tanam sendiri di rumah dengan mudah. Selain hemat, juga lebih sehat karena tidak terkena pestisida dan tidak disimpan terlalu lama setelah dipanen. Selain itu, kalau semakin banyak yang bisa menanam, kita tak perlu takut kehabisan bahan makanan, bukan?

Urban Farming Day for Kids
Praktik menanam itulah yang dilakukan siswasiswi SDK Sang Timur, SD Mardi Yuana, TKIT Az Zahra, SD Ujung Menteng 01, dan Yayasan Pa Van de Steur pada Sabtu (23/7) lalu. Mereka mengikuti rangkaian kegiatan belajar bertanam yang bernama Urban Farming Day for Kids di kampus Unika Atma Jaya, Jakarta Selatan. Anak-anak akan belajar bertanam di lahan kotakota seperti Jakarta!

Berani kotor

Kegiatan Urban Farming hari itu diawali dengan workshop singkat tentang teknik bertanam sederhana. Peserta diberi penjelasan tentang tahap-tahap menyemai biji dan menanam bibit di lahan. Anak-anak pun menyimak dengan serius karena setelah workshop mereka akan langsung mempraktikkannya! 

Meskipun tangan dan sepatunya kotor oleh tanah, Noveri Kahipdana, 11, salah satu peserta dari sekolah Pa Van de Steur, dengan terampil membuat lubang kecil di lahan dan menanam benih sayur selada yang telah disediakan. Ia kemudian mengubur benih itu dan menyiraminya dengan air.

Setelah mencoba sendiri menanam benih sayur selada di lahan, tiap-tiap peserta diberi pot yang terbuat dari botol plastik bekas. Mereka bisa menghias dan mewarnai pot botol itu sekreatif mungkin karena setelah itu akan diisi dengan bibit tanaman juga. Ada yang dihias menjadi pot kelinci atau pot kucing. Nah, kalau sobat Medi punya botol plastik bekas di rumah jangan langsung dibuang, ya! Ternyata sampah bisa menjadi tempat yang memberi kehidupan buat tanaman kalau kita bisa mengolahnya.

Dipraktikkan di rumah

"Lewat acara ini, kami berharap adik-adik bisa mencoba menanam sendiri di rumah yang nantinya hasilnya bisa dikonsumsi sendiri," kata Kak Ferdian Suprata, Direktur Atma Jaya Venture yang menyelenggarakan kegiatan ini bersama tim Urban Farming Cap Panah Merah.

Menanam sekarang panen kemudian

Menurut Kak Ferdian yang pernah sekolah di Belanda, warga di sana sudah mulai menanam sendiri cabai dan tomat di apartemen. Walaupun tidak ada lahan, mereka menanam dalam pot-pot yang di letakkan di halaman balkon apartemen. Selain untuk konsumsi keluarga, hasil panen bahkan bisa dijual ke penghuni apartemen lainnya lo. 


Begitu pun dengan para peserta. Bibit tanaman yang telah ditanam dalam pot hias bisa mereka bawa pulang untuk dirawat di rumah hingga nantinya dipanen. Merawat tanaman tentu saja butuh kesabaran karena hasilnya tidak muncul dalam semalam! Tanaman harus disiram setiap hari dan mendapat cukup cahaya matahari, sedangkan bibit tanaman yang ditanam peserta di lahan akan dirawat langsung oleh kakakkakak dari Fakultas Teknobiologi Unika Atma Jaya Jakarta.

"Urban Farming for Kids ialah acara berkelanjutan sehingga rencananya, dua sampai tiga bulan lagi peserta bisa kembali melihat hasil tanaman mereka di sini. Mudah-mudahan lebih banyak lagi adik-adik yang mau ikutan belajar bertanam," kata Kak Ferdian saat berbincang dengan Medi di akhir acara. Nah, sobat Medi, ternyata menguntungkan juga ya bertanam sendiri. Yuk, cobain belajar menanam di rumah dari sekarang! (M-1)

Penulis :Grace Olivia Sihombing
Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Sumber : Media Indonesia
Share this article :

Klik Gambar dibawah ini untuk melihat Berita lainnya