CEGAH SAKIT DENGAN VAKSIN
Kuman dan bakteri, dua makhluk yang sangat kecil tapi berbahaya. Dikenal sebagai sumber penyakit, mereka pun bisa menularkannya lewat apa saja termasuk udara lo. Jika tubuh kalian tidak kuat, kuman dan bakteri ini akan bebas masuk ke tubuhmu untuk menularkan penyakit nih. Ih serem ya!
Lalu apa sih yang bisa kita lakukan untuk mencegah itu? Ya, pemberian vaksin. Terlepas dari vaksin palsu yang sedang heboh belakangan ini, Medi mengungkap kegunaan vaksin bagi tubuh bersama Dr Natia Anjarsari, dokter spesialis anak Rumah Sakit Ibu dan Anak Brawijaya, Rabu (21/7).
Sebagai pencegahan
Sobat, dari dahulu rupanya pemerintah sudah mewajibkan penggunaan vaksin bagi bayi yang baru lahir lo. Bahkan pemerintah menggratiskannya di seluruh puskesmas. Hal ini disebabkan vaksin berfungsi sebagai pencegah segala macam penyakit yang menyerang tubuh kita.
"Pemberian vaksin merupakan metode paling efektif untuk mencegah penyakit menular, baik karena virus maupun bakteri dengan tujuan memberikan infeksi ringan yang tidak berbahaya namun cukup untuk menyiapkan respons imun," kata bu Natia.
Vaksin ialah formula yang mengandung zat antigenik yang mampu menimbulkan rangsangan sistem imun atau kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi spesifik sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan penyakit. Karena vaksin ini berguna sebagai pencegahan, vaksin diberikan sebelum terkena penyakit, bahkan sejak baru lahir. "Vaksin ini diberikan pada saat sehat, bukan sebagai penyembuhan suatu penyakit," kata Bu Natia. Jadi ingat ya sobat, vaksin berbeda dengan obat.
Jenis
"Secara garis besar, vaksin ini dibedakan menjadi dua kelompok nih sobat, yakni vaksin hidup atau vaksin dari mikroba hidup yang dilemahkan seperti vaksin campak, MMR, varisela, polio oral, dan BCG. Ada pula vaksin mati atau vaksin mikroba yang diinaktivasi seperti vaksin influenza, rabies, hepatitis A, polio suntikan, pertussis, dan korela," jelas Bu Natia. Vaksin ini memiliki spesifikasi tertentu. Ada yang cukup dilakukan satu kali ada juga yang perlu dilakukan beberapa kali hingga harus dilakukan diulang secara berkala.
Bentuk vaksinnya pun ada injeksi atau suntikan dan per oral yang diminum seperti obat sirop dalam jumlah sedikit. Cukup banyak kan sobat? Ya, beda pencegahan sebuah penyakit, beda pula vaksinnya. Oh ya sobat, sampai sekarang belum ada alternatif lain selain vaksin loh. Jadi, jika seseorang belum pernah melakukan vaksin hingga dewasa, tubuhnya pun tidak memiliki proteksi terhadap penyakit. Ia hanya punya kekebalan diri yang diturunkan gen orangtuanya.
Reaksi vaksin
Meskipun fungsi vaksin ini untuk mencegah suatu penyakit, pemberian vaksin pun tidak menutup kemungkinan memiliki reaksi yang berisiko. Kejadian ini sering disebut dengan ikutan pascaimunisasi yakni dapat berupa reaksi lokal yang terasa nyeri di daerah suntikan, reaksi sistemik, dan demam hingga tiga hari ke depan.
Tenang sobat, dr Natia punya solusi mencegah reaksi vaksin nih. Pertama perhatikan indikasi kontra. Ingat, vaksin hidup tidak diberikan kepada anak dengan defisiensi imun atau sekumpulan aneka penyakit yang karena memiliki satu atau lebih ketidaknormalan sistem imun. Paracetamol dapat diberikan empat kali per hari untuk mengurangi gejala demam dan rasa nyeri, lalu dapat mengenal dan mampu mengatasi reaksi anafilaksis atau reaksi alergi yang dapat mengancam jiwa dan terakhir harus dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas lengkap.
Nah, sudah tahu kan sobat. Anjurkan pemberian vaksin kepada bayi dan anak-anak memang sangat penting bagi tubuh. Selain sebagai merangsang kekebalan tubuhmu, vaksin ini pun kan bekerja menghalau serangan berbagai penyakit. (Suryani Wandari Putri/M-4)
Sumber : Media Indonesia
Label:
Dunia Anak,
Kesehatan,
Pendidikan