MEMILIH SUSU TERBAIK UNTUK ANAK



PEMBERIAN susu masih menjadi pilihan bagi sebagian ibu rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Karena ada beragam jenis susu, ibu harus memilih yang paling tepat dengan kebutuhan anak. Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, Jakarta, Ariani Dewi Widodo, menjelaskan pemberian susu tambahan boleh diberikan selepas masa ASI eksklusif, yakni setelah bayi berusia 6 bulan saat bayi perlu mendapat makanan pendamping ASI (MPASI). 


“Setelah lepas dari ASI eks­klusif, pemberian susu sebagai tambahan makanan boleh diberikan jika diperlukan,” ujarnya dalam acara diskusi bertajuk Mengenal Varian Susu untuk Tumbuh Kembang Anak, di Jakarta, Senin (14/8).

Susu, lanjutnya, mengandung komponen nutrisi yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan anak karena mengandung berbagai zat gizi penting. Susu bukan hanya untuk pertumbuhan, melainkan juga mengandung banyak mikronutrien yang penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak.  
“Susu kaya akan kalsium, magnesium, selenium, riboflavin (vitamin B2), vitamin B12, dan asam pantotenat (vitamin B5)”. 

Terkait dengan pilihan jenis susu, gaya hidup alami menjadikan orangtua terdorong untuk memberikan susu segar pada anak-anak. Namun, Ariani tidak menganjurkan susu segar diberikan kepada anak, apalagi bayi. Itu karena susu sapi segar tidak mengalami proses sterilisasi sempurna sehingga berpotensi menyisakan bakteri-bakteri berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit. 

“Susu segar juga tidak mengandung cukup zat besi dan asam folat yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah. Pada bayi zat besi sangat penting untuk pembentukan sel-sel otak,” kata Ariani.

Pada kesempatan sama, dosen teknologi pangan dari Institut Pertanian Bogor, Dede R Adawiyah, menambahkan susu segar memang memiliki kandungan gizi lengkap, termasuk enzim-enzim penyerta di dalamnya. Namun, kadar airnya sangat tinggi sehingga sangat mudah rusak. Daya simpannya hanya kurang dari satu hari pada suhu ruang. Hal itu menjadikan susu segar sangat berisiko jika diberikan kepada anak apalagi bayi.

Pilihan produk susu yang sesuai dan aman untuk anak ialah susu yang sudah mengalami proses sterilisasi dengan penambahan zat gizi (fortifikasi zat gizi), yaitu susu bubuk. “Susu bubuk lebih mudah diberikan kepada anak dan sangat aman.” Susu bubuk, lanjutnya, juga memiliki keuntungan yakni tingkat keawetannya cukup tinggi dan dapat diformulasi sesuai kebutuhan gizi.

“Misalnya ditambahkan serat, prebiotik, dan lain-lain. Susu bubuk awet karena kadar airnya sudah sangat turun. Satu lagi, untuk susu pertumbuhan anak, umumnya prosedur pembuatannya memiliki standar keamanan yang sangat ketat,” jelas Dede.

Susu kental manis

Bagaimana dengan susu kental manis? Menurut Ariani maupun Dede, susu kental manis bukan masuk kategori susu pertumbuhan, melain­kan susu untuk penambah rasa makanan. Dede menjelaskan susu kental manis dibuat dari susu biasa yang dilakukan penguap­an sampai menjadi padat. 

Setelah itu untuk mengganti kadar air yang diuapkan, digantikan dengan gula sampai 40%-45%. Fungsi gula ialah sebagai pengental dan pengawet sehingga susu kental manis dapat bertahan sampai satu tahun. Susu kental manis seharusnya hanya diperuntukkan tambah­an makanan, bukan untuk anak-anak.

“Gula lebih berbahaya daripada lemak untuk konsumsi anak-anak. Di masa pertumbuhan, lemak penting untuk pertumbuhan otak. Sebaliknya efek samping gula dalam jangka panjang sangat jahat. Memicu berbagai gangguan seperti kegemukan dan diabetes di kemudian hari,” kata Ariani. (*/H-3)

Sumber: Media Indonesia
***
Share this article :

Klik Gambar dibawah ini untuk melihat Berita lainnya