BERTEATER BERSAMA SANG ABDUL

Minggu sore itu, Panji berkumpul bersama teman-temannya di Gelanggang Olah raga Remaja (GOR) Bulungan, Jakarta Selatan. Sore itu, Minggu (11/10), 

Panji sudah siap mengikuti latihan teater, rutinitas yang ia jalankan sejak setahun lalu. Sobat Medi yang satu ini datang jauhjauh dari Bekasi untuk latihan di Sanggar Anak Bulungan (Sang Abul). 


Biasanya, Panji berangkat dari rumah pukul 15.00 WIB. Bersama ayah, ibu, dan adiknya, Sobat Medi yang duduk di kelas 2 SD ini tidak pernah absen ikut latihan.


“Awalnya aku disuruh ibu. Malu-malu, malah sampai nangis. Tapi sekarang justru aku sudah berani. Enggak malu lagi,“ cerita Panji disela latihan.

Sanggar Anak Bulungan, asuhan Om Andi Bersama, memang menjadi tempat anak-anak yang mau belajar kesenian teater. Bahkan, ada juga sobat kita yang masih TK lo.

“Sang Abul itu kan sifatnya sebagai fasilitator untuk anak-anak. Kami ingin mengenalkan mereka dasar-dasar teater sejak dini untuk bekal mereka nanti,“ ujar Om Andi yang akrab disapa Om AB ini.

Berdiri sejak 2003, anggota Sang Abul beragam, dari TK hingga SMA. Kak Ifta contohnya, sudah aktif di Sang Abul sejak kelas 1 SD hingga ia kini kelas 1 SMA.

“Aku dulu disuruh Ayah. Belum tahu apa-apa, terus pas kelas 2 SD, ikut pen tas di Taman Ismail Marzuki (TIM).

Ya pasti ada naik turunnya, susah sedihnya. Tapi aku ingat apa yang dibilang Om Andi. Intinya ikutin aja latihannya, nanti bakal dapat hasilnya. Eh benar, pas aku kelas 6, sudah mulai asyik. Se karang aku malah sudah mulai menulis puisi,“ ujar kak Ifta.

Melihat beragamnya usia di Sang Abul, Om Andi melihat potensi yang bisa dikembangkan.

Contohnya, seperti Kak Ifta yang coba diarahkan Om Andi untuk ikut mengasuh anggota yang masih kecil kecil supaya timbul jiwa kepemimpinan. Cerita pulang latihan Sobat Medi, ternyata anggota-anggota Sang Abul juga punya cerita unik lo di tengah kegiatan mereka berteater. Kak Unggul, yang sekarang kelas 2 di SMP Hang Tuah 02, pernah mengalami kejadian unik sewaktu kelas 5 SD.

“Aku kan rumahnya di Ciledug. Jadi, kalau berangkat atau pulang latihan naik Metromini. Eh, pas pulang latihan, pernah kebablasan karena ketiduran. Pulang latihan kan capek haha,“ celoteh Kak Unggul yang sudah mengikuti teater sejak balita.

Dulunya, dia sering diajak kakaknya, yang juga pernah di Sang Abul. “Kendalaku paling ya ongkos transportasi,“ kata kak Unggul.

Menurut Om Andi, teater untuk anak-anak adalah bermain. “Mereka sudah punya peran sendiri kok tanpa harus kita arahkan harus begini atau harus begitu. Ya Sang Abul sebatas fasilitatornya. Kelihatan mereka yang punya potensi, bukan dari sanggar, melainkan dari mereka sendiri. Jadi, sebenarnya, sanggar pertama mereka itu ya, rumah,“ Ujar Om Andi.

Di Sang Abul, Om Andi melibatkan anakanak dalam membuat naskahnya. Pasalnya, di setiap pentas, kebanyakan menggunakan naskah sendiri.

“Kalau Sang Abul ini bisa dikatakan setiap pentas selalu ada menyanyinya. Musikal. Itu juga menjadi pengenalan kepada anak-anak ya, musik. Bukan cuma musik, melainkan juga teater untuk anak juga mengenalkan improvisasi, sastra, silaturahim, dan cek progres.Jadi, sejauh mana perkembangan latihannya.“ kata Om Andi.

Teater untuk anak-anak sebenarnya memiliki nilai positif pada psikologis anak-anak.“Kenapa sebelum remaja karena sebenarnya kan usia sebelum remaja atau di masa anakanak itu kan usia emas. Sang Abul mengubah posisi anak-anak sebagai penonton menjadi yang ditonton. Artinya, dari objek menjadi subjek,“ Jelas Om Andi.

Nah, sobat medi, tertarik punya banyak teman, atau ingin ikut bermain teater seperti sobat kita dari Sang Abul? Jangan malu-malu lagi ya. Lihat kan, Panji saja kini sudah tidak malu lagi. Malahan, dia sekarang juga mulai berakting di film lo. Wah, seru kan! (Fathurrozak Jek/M-1) 
Share this article :

Klik Gambar dibawah ini untuk melihat Berita lainnya