KURANG SAYUR DAN BUAH, BISA JUGA BIKIN ANAK JADI REWEL


ANAK Anda sering rewel dan kesal? Coba teliti lagi menu makannya. Sudahkah kebutuhan sayur dan buahnya terpenuhi? "Buah dan sayur penting bagi anak-anak. Bukan hanya dapat menyehatkan fungsi pencernaan anak-anak, tapi juga membuat mereka lebih ceria," ujar dokter konsultan gastrohepatologi anak, Frieda Handayani Kawanti, dalam peluncuran program PAUD Healthy Eating Habit SGM Eksplor yang diselenggarakan Sarihusada di Jakarta, awal bulan ini.

Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Evasari, Jakarta, itu menjelaskan serat yang terkandung dalam buah dan sayur terdiri dari serat yang larut dalam air dan serat yang tidak larut dalam air. Saat dikonsumsi, keduanya akan masuk dalam usus lalu difermentasi bakteri dan menghasilkan asam lemak rantai pendek.

Asam lemak tersebut ada bermacam-macam, yang paling esensial ialah asam butirat. Asam butirat itu lalu diserap usus dan beredar dalam sirkulasi darah lalu mencapai berbagai organ, termasuk otak. "Konsentrasi tinggi asam butirat di otak kita dapat memicu keluarnya hormon serotonin. Hormon serotonin merupakan hormon yang memicu perasaan senang," paparnya.

Jadi, apabila anak-anak sering marah-marah, dia mengimbau pada orang agar memperhatikan apakah asupan makanan pada anak, termasuk buah dan sayur, sudah cukup diberikan. Dikatakan Frieda, anak usia 3-6 tahun membutuhkan 300-400 gram sayur dan buah yang terbagi dalam tiga kali jadwal makan. 


"Untuk anak-anak dibutuhkan 2-3 porsi buah sehari, ukurannya setengah potong buah. Untuk sayur, satu kali makan ukurannya seperempat mangkuk. Itu untuk memenuhi kebutuhan serat bagi anak-anak, yaitu 19-25 gram sehari," ucapnya.

Frieda menambahkan, kebiasaan makan sayur dan buah harus diterapkan sejak dini pada anak-anak. Penerapan pola makan sehat pada anak idealnya sudah dilakukan di usia 3-6 tahun. Sesuai dengan masa perkembangan anak, pada usia tersebut mereka tengah mengalami pematangan dalam konsep, bentuk, dan warna. 

Mereka akan sangat senang mengeksplorasi sehingga lebih mudah diperkenalkan dengan berbagai macam sayuran dan buah-buahan. "Anak harus terus menerus diedukasi dan berulang-ulang," imbuhnya.

Jangan dipaksa

Namun, kerap terjadi, anak cenderung enggan makan buah dan sayur. Menurut psikolog Anna Surti Ariani, bisa saja hal itu terjadi karena trauma akibat dipaksa makan. "Penting bagi orangtua untuk memiliki bekal pengetahuan dan keterampilan cara pemberian makanan yang tepat bagi anak sehingga makan sayur dan buah menjadi sesuatu yang menyenangkan bagi anak," kata dia.

Pada kesempatan sama, Brand Manager of SGM Eksplor Buah & Sayur, Diana Beauty, mengungkapkan pihaknya turut berupaya mengatasi permasalahan tersebut melalui program PAUD Healthy Eating Habit yang sudah dilakukan sejak tahun lalu. 

"Melalui program yang melibatkan 10 institusi pendidikan anak usia dini (PAUD) ini kami berupaya memperkenalkan dan meningkatkan kesukaan anak-anak terhadap buah dan sayur melalui cara yang menyenangkan," ujarnya. (Ind/H-3)

Sumber: Media Indonesia
https://goo.gl/GCkUDJ
***
Share this article :

Klik Gambar dibawah ini untuk melihat Berita lainnya